Saat ini hati kesayuan tiba-tiba.
Bila kita sanggup menanggung apa yang tak sanggup orang lain menanggungnya, bukankah itu bermakna, dakwah itu sudah menjadi darah daging kita? subhanallah T.T
Dakwah memang membebankan. itu fitrah dakwah. Allah tak menjanjikan kesenangannya di dunia (kiasan)..tapi Allah sangat menjanjikan ganjaran buat mereka2 yang sudi memikul beban ini dengan syurga dan nikmat2 yang lain.
Setia dan benar.
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur . Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)”. Maka allah memberi balasan pahala kepada golongan siddiqin yang bersikap benar, dan allah memberikan azab kepada orang yang munafik jika ia kehendaki atau mengampunkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang..” [ Ahzab ayat 23-24]
As-Syaheed Syed Qutb ketika memberikan komentar tentang ayat ini katanya :
“Para sahabat r.a.h di zaman Rasulullah SAW telah terbiasa dengan perjanjian-perjanjian mereka dengan Allah. Keteguhan hati dan keyakinan mereka senantiasa dikuatkan dengan adanya pertalian janji tersebut. Mereka berjanji untuk mendapatkan perniagaan yang jauh lebih indah dibandingkan dengan perniagaan apapun yang ada di dunia ini. Mereka tidak ingin begitu saja melepaskan cita-cita mereka dalam mendapatkan kesyahidan, hanya karena lemahnya hati yang tidak terikat pada suatu kepastian.
Dan ketika cita-cita itu belum terwujud, maka mereka menunggu dengan rasa harapan dan rasa penuh bimbang. Harapan agar dipertemukan dengan wanginya bau syurga dalam kesyahidan dan kebimbangan akan keikhlasan mereka dalam menghibahkan jiwa raga di jalan Allah. Maka ketika timbul niat selain dari pada Allah, mereka akan bersujud dan memperbaharui niat mereka agar ketika tiba waktunya nanti, mereka benar benar mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Allah.”. Moga kita terus benar dan jujur di atas jalan dakwah ini.